Minggu, 17 Mei 2020

Charging System






BATERAI / PENGISIAN 3NR-VE  
SISTEM PENGISIAN-LOKASI PART  

GAMBAR

2.833,4.573 3.052,3.427 3.052,3.427 3.333,3.427 true 3.24,1.021 3.521,1.021 3.521,1.021 4.302,1.698 true 3.604,0.281 3.885,0.281 3.885,0.281 5.167,1.604 true 5.979,3.375 5.74,3.375 5.74,3.375 5.313,2.073 true 6.656,2.979 6.354,2.979 6.354,2.979 5.448,1.99 true 0.917,3.74 0.594,3.74 0.594,3.74 0.594,5.51 true 3.156,6.177 2.917,6.177 2.917,6.177 2.615,5.5 true 3.427,0.208 3.917,0.594 0.49,0.385 10 false *1 3.417,0.531 3.896,0.927 0.479,0.396 10 false - *2 6.021,3.313 6.51,3.688 0.49,0.375 10 false *3 3.073,0.948 3.573,1.313 0.5,0.365 10 false *4 6.688,2.906 7.094,3.302 0.406,0.396 10 false *5 3.375,3.365 3.885,3.781 0.51,0.417 10 false *6 0.958,3.688 1.396,4.052 0.438,0.365 10 false *7 0.927,3.979 1.396,4.333 0.469,0.354 10 false - *8 3.188,6.104 3.615,6.51 0.427,0.406 10 false *9
*1
ENGINE ROOM RELAY BLOCK
*2
ECU IG2 FUSE
*3
BATTERY CURRENT SENSOR ASSEMBLY
*4
GENERATOR ASSEMBLY
*5
ECM
*6
COMBINATION METER ASSEMBLY
*7
MAIN BODY ECU (FUSE BLOCK ASSEMBLY)
*8
BACK UP2 FUSE
*9
DLC3
-
-


No
Nama
Lokasi/Gambar
*1
ENGINE ROOM RELAY BLOCK

*2
ECU IG2 FUSE
*3
BATTERY CURRENT SENSOR ASSEMBLY

*4
GENERATOR ASSEMBLY

*5
ECM

*6
COMBINATION METER ASSEMBLY

*7
MAIN BODY ECU (FUSE BLOCK ASSEMBLY)

*8
BACK UP2 FUSE
*9
DLC3




3NR-VE BATTERY / CHARGING SYSTEM -CHARGING CONTROL  

SYSTEM CONTROL
a.Sistem ini menghasilkan tegangan yang rendah saat kendaraan tidak mengalami deselerasi, dan menghasilkan tegangan yang besar saat deselerasi. Ini mengurangi beban pada engine sebagai akibat dari pembangkit listrik generator, sehingga berkontribusi pada peningkatan penghematan bahan bakar. Ketika idling atau mengemudi pada kecepatan konstan, sistem ini mengatur tegangan yang dihasilkan untuk menempatkan nilai estimasi arus listrik mendekati nilai target.

b.Pengontrolan ini terdiri dari battery current sensor, alternator, sensor-sensor, saklar, dan ECM.

c.ECM mendeteksi kondisi pengendaraan berdasarkan sinyal dari berbagai sensor, dan mendeteksi kondisi pengisian berdasarkan sinyal dari alternator dan battery current sensor.

d.ECM menghentikan kontrol pengisian dan alternator beralih ke mode normal pembangkitan listrik berdasarkan kondisi berikut :
i.  kapasitas baterai rendah
ii. temperatur baterai rendah atau tinggi
iii. Wipers,blower, atau lampu belakang digunakan
iv. Battery current sensor rusak
v.  komunikasi terputus/rusak (komunikasi lokal  antara alternator, ECM and the battery current sensor)
vi. alternator rusak


3NR-VE BATTERY / CHARGING - CHARGING SYSTEM  DETAILS-BATTERY CURRENT SENSOR  

CONSTRUCTION
Battery current sensor assembly mendeteksi pengisian/pengosongan arus dari baterai. Dengan mengkonversi sinyal ini ke dalam voltase, battery current sensor assembly mentransmisikannya ke ECM. Berdasarkan pada sinyal voltase ini, ECM kemudian mengirimkan perintah power generation ke alternator assembly.


4.438,0.5 4.281,0.5 4.281,0.5 3.76,0.979 true 4.49,0.417 4.802,0.615 0.313,0.198 10 false *1
*1
Battery Current Sensor Assembly
-
-




3NR-VE BATTERY / CHARGING SYSTEM DIAGRAM  SISTEM




3NR-VE BATTERY / CHARGING SYSTEM –WIRING DIAGRAM  


DASAR-DASAR SISTEM PENGISIAN
Sistem pengisian adalah sistem pada engine yang terdiri dari komponen-komponen yang membentuk fungsi meyediakan arus listrik bagi komponen-komponen kendaran yang membutuhkan listrik dan mengisi kembali baterai agar selalu siap dipakai.
Prinsip pembangkitan arus listrik
Syarat membengkitakan arus listrik ada 3 (tiga) syarat yaitu kemagetan, lilitan konduktor, dan gerakan. Jika sebuah konduktor yang dihubungkan dengan galvanometer digerak-gerakkan di dalam medan magnet maka jarum galvanometer akan bergerak, artinya arus listrik dibangkitkan.

Kalau galvanometer kita ganti dengan sebuah lampu maka lampu akan menyala

Di dalam sebuah mobil, peralatan yang menghasilkan listrik disebut generator atau alternator. Tentu saja sebuah alternator terdiri dari komponen yang memenuhi 3 (syarat) menghasilkan arus listrik; kemagnetan yaitu magnet buatan dengan cara mengalirkan arus listrik ke sebuah lilitan yang disebut rotor, lilitan konduktor yang memotong medan magnet disebut dengan stator, dan gerakan yang memanfaatkan putaran dari engine. Komponen alternator yang bergerak ini disebut rotor, jadi rotor mempunyai dua fungsi; gerakkan dan membangkitan kemagnetan. Rotor digerakkan oleh putaran engine melalu sambungan puli dengan menggunakan drive belt, puli poros engkol disampungkan ke puli alternator oleh drive belt.

Besar arus listrik yang dibangkitkan alternator dipengaruhi 3 (tiga) hal; 1. Kuat kemagnetan, semakin kuat kemagnetan rotor maka arus listrik yang dibangkitkan semakin besar. 2. Jumlah lilitan konduktor, semakin banyak jumlah lilitan stator maka semakin besar arus listrik yang dibangkitkan, 3. Kecepatan putaran, semakin cepat putaran rotor maka semakin besar arus listrik yang dibangkitkan alternator.
Timbul permasalahan ketika kendaraan sedang melaju pada kecepatan tinggi dimana putaran engine tinggi, alternator akan menghasilkan arus listrik yang besar pula. Kalau masalah ini dibiarkan maka komponen kelistrikan mobil seperti lampu akan putus karena lampu yang digunakan pada kendaran hanya 12 Volt dan baterai akan diisi dengan arus listrik yang berlebihan yang dapat mengakibatkan baterai panas dan cepat rusak.
Maka output alternator perlu diatur agar tetap konstan. Cara pengaturan output alternator yang mungkin dilakukan adalah dengan cara mengatur kuat kemagnetan rotor dengan cara mengatur besar arus listrik yang mengalir ke rotor, karena semakin kecil arus listrik yang mengalir ke rotor maka kemagnetan semakin lemah sehingga alternator juga menghasilkan output yang rendah. Semakin besar jumlah arus listrik yang mengalir ke rotor maka kemagnetan rotor semakin kuat dan output alternator juga besar. Komponen yang mengatur output alternator ini disebut regulator.
Pada kendaraan terdahulu, regulator yang digunakan adalah regulator jenis mekanik yaitu jenis kontak point. Berikut adalah sistem pengisian pada mobil lama.

Sedangkan kendaraan saat ini menggunakan IC regulator. IC regulator ada 2 (dua) tipe; tipe sensor alternator dan tipe sensor baterai.
1.       Prinsip Kerja IC Regulator
Saat tegangan output alternator rendah


Tegangan output belum dapat melewati ZD,  Sehingga Tr2 “ Off “, egangan output mengalir ke base Tr1 melalui resistor R dan Tr 1 “ On “
Arus yang ke rotor coil melaui  B – rotor coil – F – Tr1 ( on ) – E ( massa )

Saat tegangan output tinggi

Tegangan output sudah dapat melewati ZD Sehingga Tr2 “ On “ dan Tr1 “ Off “, Arus yang ke rotor coil terputus, dengan demikian arus pengisian dikontrol supaya konstan.

2.       Cara Kerja IC Regulator tipe sensor alternator

a.       Saat kunci kontak ON dan engine mati

Arus listrik mengalir dari baterai→fuseblink→kunci kontak→fuse→terminal IG alternator→terminal IG IC alternator→massa. Ketika IC regulator menerima aliran arus listrik dari terminal IG maka IC regulator akan mengaktifkan Tr1 menjadi ON sehingga arus listrik mengalir ke rotor coil, akibatnya rotor menjadi magnet ; baterai→fuseblink→B alternator→rotor coil→terminal F IC regulator→Tr1→massa.
Karena engine mati maka alternator belum menghasilkan arus listrik sehingga IC regulator membaca tegangan di terminal P IC regulator masih 0 Volt, lalu IC regulator akan mengaktifkan Tr2 menjadi ON mengakibatkan lampu CHG menyala;
baterai→fuseblink→kunci kontak→fusel→lampu CHG→Tr2→massa.

b.      Saat engine hidup (output alternator di bawah tegangan pengaturan)

Ketika engine hidup maka alternator membangkitan arus listrik karena alternator sudah berputar) sehingga IC Regulator membaca tegangan di terminal P IC regulator tidak 0 Volt lagi, lalu IC regulator akan mematikan Tr1 dan mengakibatkan lampu CHG mati.
Pada saat ini alternator mengisi baterai dan mensuplai arus listrik ke komponen-komponen kelistrikan kendaraan yang membutuhkan.
c.       Saat engine hidup (output alternator di atas tegangan pengaturan)

Ketika output tegangan alternator tinggi (14,5 Volt lebih) maka IC regulator mengetahui kondisi ini dari terminal B IC regulator, lalu IC regulator akan mematikan Tr1, memaksa arus listrik mengalir melalui diode.
3.       Cara Kerja IC Regulator tipe sensor baterai

a.       Saat kunci kontak ON dan engine mati

Ketika kunci kontak ON maka arus listrik mengalir ke terminal IG alternator→terminal IG IC Regulator. M.IC di dalam IC regulator medeteksi arus masuk ini lalu M.IC akan mengaktifkan Tr1 menjadi ON mengakibatkan rotor coil menjadi magnet akibat dialiri arus listrik dari baterai→terminal B alternator→rotor coil→terminal F IC Regulator→Tr1 di dalam IC Regulator→massa.
Karena alternator belum membangkitkan tegangan listrik maka tegangan di terminal P IC regulator 0 Volt, M.IC membaca kondisi ini lalu M.IC mengaktifkan Tr2 menjadi ON mengakibatkan lampu CHG menyal; baterai→ kunci kontak→lampu CHG→terminal L alternator→terminal L M.IC Regulator→Tr2 di dalam M.IC→terminal E M.IC Regulator→terminal E Alternator→massa.

b.      Saat output tegangan di bawah tegangan baterai


Saat engine berputar, alternator juga berputar dan mulai membangkitkan tegangan listrik. Saat alternator membangkitkan tegangan listrik maka M.IC tentu saja membaca tegangan di terminal P M.IC tidak 0 Volt lagi sehingga M.IC akan mematikan Tr2 menjadi OFF mengakibatkan lampu CHG mati. Ketika M.IC membaca tegangan output alternator di bawah tegangan baterai melalui terminal B M.IC regulator maka arus listrik dialirkan ke baterai untuk mengisi kembali baterai dan juga dialirka ke komponen-komponen kelistrikan yang membutuhkan.
c.       Saat output tegangan di atas tegangan baterai

Selama alternator membangkitkan tegangan listrik dan tidak ada keruskan pada sistem pengisin maka lampu CHG akan tetap mati.
Saat M.IC membaca tegangan baterai melalui terminal S M.IC regulator melebihi tegangan output alternator maka M.IC regulator akan mematikan Tr1 menyebabkan kemagnetan rotor coil hilang akibat arus yang ke rotor coil terputus. Dan ketika terminal S M.IC regulator membaca tegangan baterai di bawah tegangan terminal B M.IC regulator maka tegangan output alternator akan kembali dialirkan ke baterai. Proses ini terus menerus diulangi sehingga output tegangan alternator tetap konstan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Charging System

BATERAI / PENGISIAN 3NR-VE   SISTEM PENGISIAN - LOKASI PART   GAMBAR 2.833,4.573 3.052,3.427 3.052,3.427 3.333,3....